Monday, March 28, 2011

New Species in Indonesia

Did you know that we haven't discovered all of the things in our world? Bumi adalah tempat tinggal kita namun masih banyak hal-hal yang belum kita temui sebelumnya. Bahkan baru-baru ini ditemukan species baru tepat di negara kita sendiri yaitu Indonesia. Wow mengejutkan sekali setelah saya lihat discovery channel dan national geographic channel saat para ilmuan menemukan banyak species baru di daerah yang belum pernah terjamah sebelumnya yaitu terletak di Gunung Foja, Papua Nugini. Gunung tersebut diberi julukan "The Lost World" karena belum terjamah sebelumnya dan masih sangat natural. "Pegunungan Foja adalah sebuah pulau virtual dimana spesies telah berevolusi selama ribuan tahun", ujar John Francis wakil presiden untuk riset, konservasi dan eksplorasi di National Geographic. Sebuah tim kolaboratif Indonesia dan peneliti internasional kembali ke Pegunungan Foja dan menemukan spesies lebih spektakuler. Dilakukan oleh Conservation International Rapid Assessment Program (RAP). Selama ekspedisi berlangsung ahli biologi menemukan beberapa mamalia baru, burung yang belum diketahui oleh Sains, amfibi dan reptil baru, serta lusinan spesies serangga.
Dalam ekspedisi tersebut ditemukan amfibi baru yang secara kebetulan duduk di tumpukan beras oleh herpetologis Paul Oliver. Katak ini (Litoria sp. nov.), sudah dijuluki "Pinokio" yang memiliki hidung panjang ketika mereka aktif dan turun ketika tidak aktif.
  
Katak Pinokio
 Ornitologi, Neville Kemp, juga beruntung: ia menemukan sebuah spesies yang tidak diketahui dalam keluarga merpati (Ducula sp Nov.). Para peneliti mencatat burung baru tersebut tidak kurang dari empat kali selama ekspedisi berlangsung.
Imperial Pigeon
Salah satu penemuan membuktian ditemukannya pemecah rekor terbaru: yaitu spesies baru Walabi kerdil dari spesies kangguru (Dorcopsulus sp. nov.).
Walabi Kerdil

Spesies lain yang ditemukan adalah Blossom Bat/kelelawar mekar (Syconycteris sp. nov), tikus pohon baru (Pogonomys sp. Nov), Woolly giant rat/Tikus Raksasa (Mallomys sp. nov.), Gecko/tokek batu (Crytodactylus sp Nov), kupu-kupu hitam-putih baru (Ideopsis fojana) dan semak berbunga baru (Ardisia hymenandroides).
Wah menarik sekali bukan? Rasanya tidak adil jika ada eksploitasi lebih lanjut karena masih banyak misteri yang belum kita ketahui dengan pasti. Jadi, jagalah alam semesta karena kita juga bagian dan berperan penting dalam pelestariannya.


http://news.mongabay.com/

Manusia dan Kebudayaan

Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Pendefinisian manusia adalah sebagai berikut :
Dalam ilmu eksakta:
1.(Ilmu kimia): Dalam ilmu eksakata, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan system yang dimiliki oleh manusia.
2.(Ilmu Fisika): Manusia merupakan kumpulan dari berbagai system fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi.
3.(Ilmu Biologi): Manusia merupakan mahluk biologis yang tergolong dalam golngan mamalia.
Selain itu dalam ilmu social juga manusia mempunyai pendefinisian yang tak kalah,yaitu:
4.(Ilmu Ekonomi): Dalam ilmu-ilmu social,manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan,sering disebut homo economicus.
5.(Ilmu Sosiologi):Manusia merupakan mahluk social yang tidak dapat berdiri sendiri.
6.(Ilmu Politik):Mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan.
7.(Ilmu Filsafat):Mahluk yang berbudaya sering disebut homo-humanus.

Kebudayaan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Komponen Budaya:
kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
  • Kebudayaan material
    Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
  • Kebudayaan nonmaterial
    Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Kebudayaan di Masyarakat
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender.
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
  • Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
  • Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
  • Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
  • Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.
Hal-hal yang mempengaruhi kebudayaan:
  • Perlengkapan hidup (teknologi)
  • Sistem kekerabatan dan dan organisasi sosial
  • Bahasa
  • Kesenian
  • Sistem kepercayaan, dan
  • Pernikahan
Kaitan Manusia dan Kebudayaan 
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dari sisi lain hubungan antar manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan manusia dan masyarakat yang dinyatakan sebagai dialektis. Proses dialektis ini tercupta melalui tiga tahap,yaitu : 
1. Eksternalisasi: Proses manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunia. 
2. Obyektivitas: Proses masyarakat menjadi realitas obyektif,menjadikan masyarakat dengan segala pranata sosialnnya untuk mempengaruhi,dan membentuk perilaku manusia. 
3. Internalisasi: Proses manusia mempelajari kembali masyarakatnya agar dia dapat hidup baik,hingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.